Wah, sekarang di SD Pertiwi bakalan ...............
BELAJAR KONVERSI BERAT
BELAJAR MENGUKUR PANJANG
BELAJAR PECAHAN
BELAJAR PENGURANGAN
BELAJAR PERHITUNGAN WAKTU
MENGENAL BANGUN DATAR
MENGHITUNG BANGUN DATAR
MENGHITUNG PANJANG DAN JARAK
PENGURANGAN BILANGAN BULAT
PENJUMLAHAN
PERHITUNGAN WAKTU JAM
pengunjung yang sedang Online
"Fira : Selalu Belajar Giat Tuk Mencapai Cita-Cita"
Rabu, 15 Juni 2011
Diposting oleh
SD Pertiwi - Bandung
di
23.49
Shafira Fairuz Hidayat |
Dalam rubrik “Mari Berkenalan” edisi bulan juni ini akan
menampilkan profil seorang peserta didik yang berprestasi. Gadis yang murah senyum ini,
dengan nama lengkap Shafira Fairuz Hidayat, tapi biasa dipanggil oleh
teman-temannya dengan sebutan Fira. Gadis cantik kelahiran Bandung, 8 Januari 2000 ini tinggal di Jl. Titiran No. 86 B, sekarang Fira duduk di
Kelas 5 B, dengan Wali Kelas Pa Heri.
Fira mempunyai hobi
bermain komputer, yang dilakukannya ketika bermain komputer adalah main game
soliter, tapi kadang-kadang suka bermain internet juga seperti Facebookan,
Chatingan, dan Browsing (untuk menambah wawasan dan pengetahuan) tuturnya.
Banyak presatsi
yang didapatnya mulai dari kegiatan intra maupun ekstrakurikuler. Prestasi
dalam intra misalnya, selalu Ranking 1 dari mulai kelas 1 sampai dengan kelas 4.
Sedangkan prestasi dalam kegiatan ekstrakurikuler diantaranya adalah membawa
RUKRIBA SD Pertiwi Kota Bandung menjadi Juara Umum pada kegiatan Perlombaan
Pengibar Bendera yang dilaksanakan Sabtu, 21 Mei 2011 di SMKN 11 di Cimindi,
sebagai Pembentang Bendera. Prestasi lainnya dalam bidang seni adalah menjadi
juara 2 tingkat Kota Bandung dalam perlombaan Tari Tradisional tahun 2010 di
Sabuga. Kemudian Juara 1 lomba Puisi Sunda tahun 2010 di SD Santo Aloysius.
Dalam bincang-bincang singkat dengan
Tim Redaksi SERBA SIP, Fira mengungkapkan persaannya bersekolah di SD Pertiwi,
karena lingkungannya bersih, tempatnya nyaman, dan mempunyai teman yang banyak
dan ramah. Ia juga memberikan pesan kepada seluruh teman-teman di SD Pertiwi,
ia berpesan agar “Selalu Belajar dengan Giat untuk Mencapai Cita-cita”
Fitri Andriani, S.Pd. |
Dalam rubrik
“Mari Berkenalan” edisi bulan juni ini akan menampilkan profil seorang Guru
Berprestasi, ia adalah Ibu Fitri Andiriani, S.Pd. Para siswa lebih akrab dengan
sebutan Ibu Fitri. Wanita kelahiran Bandung, 25 Oktober 1973, bertempat tinggal
di Jl. Taman Hewan RW 07 Taman Sari. Ia merupakan lulusan STKIP Siliwangi tahun
1996 jurusan PLS (Pendidikan Luar Sekolah), dan sudah 14 tahun sejak dari tahun
1997 – 2011 mengabdi di SD Pertiwi Kota Bandung dan sekarang Bu Fitri mengajar
di Kelas 6 B, selain itu juga menjadi Guru PTD (Pendidikan Teknologi Dasar).
Wanita yang terlihat enerjik ini,
mempunyai hobi menyanyi dan membaca puisi. Banyak prestasi dari hobi membaca
ini, diantaranya menjadi juara pada lomba membacakan cerita pada anak tahun
2010 di Balai Perpustakaan, dan menjuarai lomba membaca puisi. Banyak berbagai
pelatihan-pelatihan dan seminar yang pernah diikuti seperti dalam bidang IPA
dan PTD, kemudian juga banyak menghasilkan karya inovasi dalam pembelajaran,
seperti membuat alat atau media pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan
IPA dan karya tulis ilmiah.
Dari berbagai prestasi dan
pengalaman serta kemampuan yang dimiliki dalam pembuatan karya yang kreatif,
inovatif, serta aktif dalam pembelajaran, memang layak jika Bu Fitri sebagai
pemenang dalam perlombaan “Guru Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat” tahun
2011. Harapan dari Bu Fitri, kepada peserta didik khususnya kelas 6,
mudah-mudahan mendapatkan hasil UN yang baik dan masuk ke SMP yang
dicita-citakan. Kemudian untuk peserta didik lain, harapannya adalah rajin
belajar dan semangat terus untuk berprestasi. Untuk diingat Moto Hidup :
“Berusaha dan Berjuang” tutur Bu Fitri kepada Tim Redaksi SERBA SIP.
Pendidikan: :Mau Dibawa Kemana?
Oleh: Mustopa,S.Pd.I.
Apabila kita melihat dari tujuan pendidikan, maka
akan kita dapatkan kata-kata yang amat indah, yaitu “Mewujudkan manusia yang
beriman dan bertaqwa, berbudi pekerti luhur”. Kemudian Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1
menyebutkan: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Namun, apakah pendidikan yang telah
membentuk manusia-manusia seperti itu? Atau, minimal pendidikan menjurus ke
arah sana? Kalau kita amati, maka proses pendidikan saat ini dipersempit kepada
hal-hal yang bersifat materi dan duniawi. Pendidikan dimaknai sebagai “NILAI”,
“PEKERJAAN”, ”GENGSI” dan sejenisnya. Orangtua akan merasa bangga bila anaknya
mendapatkan nilai bagus, bisa menembus sekolah negeri yang paforit, perguruan
tinggi negeri yang terkenal, lalu mendapat pekerjaan yang layak. Itu sah-sah
saja dan manusiawi.
Akan tetapi sesungguhnya proses pendidikan
bukan hanya menciptkan anak yang cerdas intelektualnya, namun yang lebih
penting adalah harus menuju pembentukan manusia yang identik dengan sebuah
“POHON”. Yaitu harus kuat akarnya, ranting dan daunnya lebat dan berbuah lezat.
Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, manusia tersebut memiliki ciri kuat akidahnya,
gemar beribadah dan menunjukkan akhlak yang mulia. Maka sekolah harus mampu
mencontohnya, dengan menerapkan pola belajar dan lingkungan yang bernuansa
religi dan berbudaya religi (Religeous Culture).
Sebagaimana proses pendidikan yang diberikan
Allah SWT. pada saat di alam rahim yakni
dengan menanamkan akidah. Pada saat Allah SWT. akan meniupkan ruh, maka ruh
ditanya “"Bukankah Aku ini
Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Benar! (Engkau Tuhan kami), kami menjadi
saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (QS. Al-A’raf: 127).
Sebelum membentuk manusia yang handal dalam
segi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), maka harus ditanamkan terlebih
dahulu akidah (keimanan) yang kuat. Hanya dengan akidah yang kuatlah yang akan
membuat peserta didik dapat mengarungi hidupnya yang semakin penuh dengan
tantangan dan hambatan serta persaingan yang makin tajam. Sebagai contoh nyata,
iman kepada Allah ditandai dengan sikap peserta didik yang gemar mendekatkan diri kepada-Nya dan
iman kepada kitabullah membuat peserta didik yakin pedoman hidup terbaik adalah
Al-Qur’an. Sedangkan iman kepada
malaikat mengarahkan peserta didik agar selalu waspada dan tidak melanggar
perintah Allah. Sedangkan iman kepada nabi akan menjadikan Nabi Muhammad SAW.
sebagai teladan dalam setiap perbuatan, dan iman kepada Qadla dan Qadar
menganjurkan peserta didik untuk sabar dan tawakkal dalam menghadapi tantangan dan
masalahnya. Tentu saja proses pendidikan harus menanamkan keimanan yang bukan
saja dijadikan hapalan melainkan diyakini dan diamalkan dalam kehidupansehari-hari.
Apabila iman yang kokoh dan sudah terbiasa beribadah dalam kehidupan
sehari-hari, maka tujuan pendidikan untuk membentuk peserta didik berbudi
pekerti luhur akan pula tercapai.
Oleh sebab itu diperlukan kerja sama antara
pihak sekolah, orangtua dan masyarakat, sebab dalam dunia pendidikan dikenal
dengan tiga macam kelompok sosial yang berfungsi sebagai lingkungan pendidikan,
yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat, atau sering dsebut dengan istilah
formal, informal dan nonformal. Di antara ketiga macam lingkungan pendidikan
itu keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang terpenting, karena keluarga
adalah lingkungan yang pertama kali memeberikan pengalaman pendidikan pada
seorang anak. Di dalam keluarga anak memulai perkembangan jiwanya.
Sebagai kelompok sosial, keluarga adalah kelompok sosial di mana anak
lebih banyak memperoleh kesempatan melakukan interaksi sosial, anak paling
banyak berkesempatan melembagakan norma-norma, baik norma sosial kebudayaan dan
terutama norma agama.
Demikian pentingnya kedudukan keluarga dalam pendidikan,
terutama pendidikan agama,sehingga Nabi mengingatkan dalam haditnya. “Setiap
bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci) sampai lidahnya dapat berbicara
dengan jelas, maka kedua orangtuanyalah yang menjadikan anak itu Yahudi,Nasrani
atau Majusi” (HR. Aswad bin Sari’).
Kalau ketiga komponen pendidikan itu dapat
dilakukan dengan kerja sama yang baik, teutama peranan kelurga yang harus lebih
dominan, tantangan dan ganguan apapun, kalau norma agama dan penanaman akhlak
mulia yang telah disiapkan oleh lingkungan keluarganya, maka anak itu tidak
akan mudah tergoyahkan dengan situasi apapun yang mengganggu kepadaanak kita
dan Insya Allah tujuan pendidikan di
atas akan terwujud. Semoga bermanfaat.
Selamat Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2011
PERINGATAN HARDIKNAS TAHUN 2011 DI SD PERTIWI BANDUNG
Minggu, 01 Mei 2011
Diposting oleh
SD Pertiwi - Bandung
di
19.35
"Rangkaian Upacara Hari Pendidikan Nasional Tahun 2011"
Susunan Protokoler Upacara :
Master of Ceremony : Tien Mutiarsah, S.Pd
Pembina Upacara : Ade Sabarudin, S.Pd.
Ajudan : Bambang Heryanto PWK
Pemimpin Upacara : R. Heri Mustopa, S.Pd.
Pemimpin Pasukan : 1. Osep Taufik Gunadi 2. Yayat Supriatna 3. Ujang Mulyana
Teks UUD 1945 : Yuyun Nurfarida, S.Pd.
Do’a : Mustopa, S.Pd.I
Dirigen : Fitri Andriani, S.Pd.
Master of Ceremony |
RUKIBRA SD PERTIWI |
Pembacaan Teks UUD 1945 |
Pembacaan Do'a |
Foto Guru Bersama Peserta Didik Pemenang Lomba Mewarnai Juara I, II, dan II di Salman |
Guru SD Pertiwi Kota Bandung |
Langganan:
Postingan (Atom)